Memilih Pakaian Santun Jika Berhadapan Ke Allah – Di Rumah, Mushola, Ataupun Masjid (Sedetail Mungkin Sederhana Menurutnya Baik)
Sumatera JST-NEWS | Insan Mukmin, Pola Terarah Di Tujuan Keridhoan Kepada Sifat, Sikap, Khusyuk Dalam Ketumaknihan Diri Lebih Plus, Yaitu :
Allah Ta’aalaa berfirman:يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ”Wahai anak cucu Adam! Pakailah parhiasanmu (pakaianmu yang bagus) setiap ke masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.(21/9/2025)
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”● (QS. Al-A’raf; 31)
Imam Ibnul Qayyim _rahimahullah_ mengatakan;Karena itulah para salaf dahulu suka jika seseorang berpenampilan indah di dalam shalatnya untuk berdiri di hadapan ke Gusti-Nya.
Dan aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah _rahimahullah_ mengatakan, “Allah memerintahkan lebih dari sekedar menutup aurat di dalam shalat, yaitu mengenakan parhiasan (pakaian yang bagus). Allah katakan;خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ “Pakailah parhiasanmu (pakaianmu yang bagus) setiap ke masjid”.
Allah mengaitkan perintahNya dengan mengenakan parhiasan, bukan dengan menurup aurat. Ini dalam rangka menginformasikan bahwa sepatutnya bagi hamba mengenakan pakaian terindahnya dan terbagusnya di dalam shalat.
Dahulu sebagian salaf memiliki satu pakaian yang harganya mahal, dan ia hanya mengenakannya sewaktu shalat. Ia katakan, “Rabbku lebih berhak untuk aku berhias bagiNya di dalam shalatku”. Madarijus Salikin (2/263).
Imam Abdurrahman As Sa’di _rahimahullah_ mengatakan;Setelah menurunkan kepada Bani Adam pakaian yang bisa menutupi aurat mereka dan sebagai perhiasan (Al A’raf: 26), Allah Ta’aalaa berfirman;يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ”Wahai anak cucu Adam!
Pakailah persai dirimu (pakaianmu yang beradab karena, ini prospek diri secara vertikal sujudmu diterima).
Setiap ke masjid”Yakni tutuplah aurat kalian di dalam semua shalat, baik yang fardhu (magdho ) maupun yang sunah (ghoiru magdho).
Karena sesungguhnya dengan menutupi itu merupakan hiasan bagi seluruh kemampuan diri bercakap – cakap secara mulia di syar’iat termasuk mukmin “taat.”
Sebaliknya dengan membukanya berarti membiarkan badan dalam kondisi jelek dan performa akhlak jadi lebih buruk, seburuk-buruk nya memakan harta yang mengurangi prinsip mata bathinmu kepada pencipta-Nya.
Ada sifat mustahil jaiz; pula bahwa yang dimaksud dengan perhiasan di sini adalah lebih darinya (sekedar penutup aurat), yaitu mengenakan pakaian yang bersih, bagus, tak berbau dari hal-hal merugikan kesombongan sosok dirimu, dan se-rapih mungkin terlihat indah.
Jadi di sini ada perintah untuk menutup aurat di dalam shalat sekaligus perintah agar mengenakan perhiasan untuknya dan bersih dari kotoran dan najis.
Kemudian Allah perintahkan;وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا ۚ “makan dan minumlah”, dari yang baik-baik yang Allah karuniakan kepada kalian.وَلَا تُسْرِفُوْا”tetapi jangan kalian berlebihan”, dalam hal ini.Dan berlebihan itu bisa dengan melebihkan dari kadar secukupnya dan rakus dalam makanan yang justru merugikan badan.
Bisa juga dengan lebih dalam kemewahan dan mahalnya makanan, minuman dan pakaian. Bisa juga dengan melampaui batas yang halal ke arah yang haram.اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَSesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”Karena berlebihan itu mendatangkan murka Allah dan merugikan badan seseorang dan penghidupannya.
Sampai acapkali menghantarkannya kepada kondisi yang ia tidak mampu menunaikan nafkah yang wajib ia tunaikan.
Maka di dalam ayat ini ada perintah untuk menkonsumsi makanan dan minuman, sekaligus larangan dari meninggalkan keduanya maupun berlebihan dalam keduanya.● (QS. Al-A’raf; 31)والله أعلم بالصوابوصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم.
Semoga Allah karuniakan kepada kita semua ilmu yang manfaat, berkah dengan hidup menuju kehidupan ini, rezeki yang baik dan amaliyah yang diterima oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.(Wid/Li)