Ketua DPC Grib Asahan Santuni Anak Yatim dan Duafa,Ini Pesan nya.
ASAHAN, Sumatera JST-News|Pengurus Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Masyarakat Indonesia Bersatu (DPC Grib) Jaya Asahan dan PAC Grib Jaya se Asahan gelar acara buka puasa bersama sekaligus pemberian santunan pada anak yatim, Selasa (17/3/2025).
Kegiatan digelar di kantor DPC Grib Jaya Asahan dan dihadiri Ketua DPC Asahan Hendra Syahputra, Sekretaris Darmawan Panjaitan dan Bendahara Imam Perdana, serta Wakil Ketua 1 Khairul Anhar Harahap serta seluruh pengurus DPC dan PAC Grib Jaya Asahan.
Ketua DPC Grib Jaya Asahan Hendra Syahputra dalam arahannya meminta semua kader Grib baik tingkat DPC, PAC agar selalu menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan dan manfaat kepada masyarakat.
“Kita hadir di Asahan untuk masyarakat, karenanya jangan pernah membuat malu organisasi. Teruslah berjuang untuk membantu masyarakat dan tingkatkan rasa persaudaraan, ” ucapnya.
Sementara ustad Raja Dedy dalam tausyiah nya menceritakan tentang kisah sahabat nabi besar Muhammad SAW yakni Sya’ban.
Namanya tidaklah menonjol layaknya para sahabat yang lainnya, seperti Abu Bakar, Umar bin Khatthab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, dan lainnya.
Sahabat Sya’ban memiliki kebiasaan unik yang selalu beliau jalani sepanjang hidupnya. Kebiasaan itu adalah beliau selalu hadir di dalam masjid sebelum shalat fardhu berjamaah dimulai. Sya’ban selalu duduk di sudut masjid sambil beri’tikaf. Alasan ia memilih sudut ruang masjid bukanlah supaya mudah untuk tidur sambil senderan, tetapi agar tidak mengganggu jamaah lain yang ingin beribadah.
Suatu ketika, Sya’ban tidak ada di posisi tempat ia biasa beri’tikaf. Rasulullah yang hendak memulai shalat shubuh berjamaah pun mulai bertanya-tanya, dimana Sya’ban berada? Kok tidak biasanya? Tidak ada seorang pun yang melihat Sya’ban yang menyebabkan shalat jamaah pun ditunda beberapa saat.
Setelah beberapa waktu tidak ada tanda-tanda kehadiran Sya’ban, Rasulullah pun segera melaksanakan jamaah shalat subuh. Rasulullah khawatir jika terlalu lama menunggu, shalat subuh berjamaah akan terlaksana terlalu siang.
Ternyata sahabat nabi tersebut telah meninggal dunia sehingga tak bisa ikut melaksanakan sholat berjamaah.
Acara ditutup dengan doa bersama dan pemberian santunan kepada anak yatim serta buka puasa bersama.